Sebenarnya Allah Ada Dimana ?

Sebenarnya Allah ada dimana ?

Sebenarnya untuk menjawab pertanyaan ini sangat mudah, tinggal merujuk kapda Al qur'an dan Hadits saja, karena di sana sudah di jelaskan dengan sangat gamblang dan jelas.

Tetapi tidak semua orang benar dalam menjawabnya, buktinya banyak menyebar pemahaman sesat yang menjawab posisi Allah dengan tidak selayaknya.


Jika kita salah dalam menjawab pertanyaan diatas maka itu sangat bahaya, karena ini berkaitan dengan keimanan, masuk pada bagian iman yang pertama yaitu iman kepada Allah taala.

Untuk bisa menjawabnya mari kita simak sedikit penjelasan di bawah ini.



Allah Ada Dimana dan Dalilnya

Jika kita mau memperhatikan dengan seksama, sungguh sangat banyak sekali dalil - dalil yang menjelaskan bahwa Allah ada dimana, baik di dalam Alqur'an dan Sunnah. Penjelasan dari para ulama salaf juga sangat banyak.

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ

"Sesungguhnya Rabb kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia beristiwa’ di atas ‘Arsy … " (al-A’raaf : 54 ) 


Allah Ada Dimana Menurut Al Quran

Ayat-ayat al-Qur’an yang menyatakan bahwa Allah Maha tinggi di atas ‘Arsy-Nya sangat banyak. Diantaranya firman Allah :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ

"Sesungguhnya Rabb kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia beristiwa’ di atas ‘Arsy … " (Yunus : 3)

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ۖ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ 

"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia beristiwa’ di atas ‘Arsy …. (Ar-Ra’d : 2) 

الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ

"Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia beristiwa’ di atas Arsy… " (al-Furqan : 59) 

الرَّحْمَٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَىٰ

"(Yaitu) Ar-Rahman yang beristiwa’ di atas ‘Arsy " (Thaha : 5) 

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

" ..Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya…  " (Faathir : 10) 

يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ

" Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitungan kalian. " (as-Sajdah: 5) 

Dan masih banyak ayat-ayat lainnya yang menunjukkan Maha Tingginya Allah, beristiwa di atas ‘Arsy-Nya. Tentunya Allah beristiwa sesuai dengan kemuliaan dan keagungan Allah yang tidak sama dengan makhluk-Nya.

Lalu dimana Arsy Allah ? Arsy Allah di atas air ( bukan air lautan ), Diatas langit ke 7.

Allah Ada Dimana Menurut Sunnah

Dalam riwayat Ahmad, Mu’awiyah bin Al-Hakam meminta nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan pertanyaan ujian kepada budak wanita tersebut, untuk membuktikan apakah ia beriman atau tidak, jika budak itu beriman maka ia akan merdekakan, ia berkata,

ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﻋﻠﻲَّ ﺭﻗﺒﻪ ﻣﺆﻣﻨﺔ ﻓﺈﻥ ﻛﻨﺖ ﺗﺮﻯ ﻫﺬﻩ ﻣﺆﻣﻨﺔ ﻓﺄﻋﺘﻘﻬﺎ

"Wahai Rasulullah, saya punya budak yang mukmin, jika engkau mengetahui (tanda-tanda) ia beriman, maka aku akan bebaskan ia"

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya

 أَيْنَ اللَّهُ

Lalu budak tersebut menjawab

فِى السَّمَاءِ

“Di atas langit”

Perhatikan teks lengkap haditsnya berikut,

ﻋَﻦْ ﻣُﻌَﺎﻭِﻳَﺔَ ﺑْﻦِ ﺍْﻟﺤَﻜَﻢِ ﺃَﻧَّﻪُ ﻟَﻤَّﺎ ﺟَﺎﺀَ ﺑِﺘِﻠْﻚَ ﺍْﻟﺠَﺎﺭِﻳَﺔِ ﺍﻟﺴَّﻮْﺩَﺍﺀَ ﻗﺎَﻝَ ﻟَﻬَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻳْﻦَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻗَﺎﻝَ ﻣَﻦْ ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﻟَﺖْ ﺃَﻧْﺖَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗَﺎﻝَ ﺃَﻋْﺘِﻘْﻬَﺎ ﻓَﺈِﻧَّﻬَﺎ ﻣُﺆْﻣِﻨَﺔٌ

"Dari Mu’awiyah bin al-Hakam bahwasanya dia mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa seorang budak wanita hitam. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya pada budak wanita tersebut: ’Di mana Allah?’ Budak itu menjawab, ’Di atas langit’. Rasul bertanya lagi, ’Siapakah aku?’ Budak itu menjawab, ’Engkau adalah utusan Allah’. Maka Rasul berkata: ’Merdekakanlah ia karena ia adalah mukminah (wanita beriman)" HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, An- Nasaai, Malik. 

Perhatikan perintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Mu’awiyah bin Al-Hakam agar memerdekakan budak tersebut, karena budak tersebut beriman dan tanda keimanannya adalah dengan tepat menjawab pertanyaan “di mana kah Allah” dan jawabannya tepat yaitu “di atas langit”.

Allah Ada Dimana Menurut Salaf

Al Auza’i mengatakan, “Kami dan pengikut kami mengatakan bahwa Allah ‘azza wa jalla berada di atas ‘Arsy-Nya. Kami beriman terhadap sifat-Nya yang ditunjukkan oleh As Sunnah.”

Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.”

mengatakan dalam Fiqhul Akbar,

من انكر ان الله تعالى في السماء فقد كفر


“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.”

Imam Malik perbertanya tentang bagaimana beristiwanya Allah, bel

Bantahan Allah Ada Dimana Mana


Jika ada orang yang menyatakan bahwa Allah ada dimana mana maka ini adalah keyakinan salah dan batil. Untuk menguatkan keyakinan meraka yang menyimpang ini, mereka memperkuatnya dengan apa yang dianggap sebagai dalil-dalil di dalam al-Qur’an, di antaranya :

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

"Dia (Allah) bersama kalian di mana saja kalian berada." (al-Hadid : 4)

هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا

"Dia bersama mereka di mana pun mereka berada." (al-Mujadalah: 7)

Padahal ayat di atas yang dianggap dalil dan landasan oleh mereka untuk membangun keyakinan yang salah itu, sedikit pun konteks kalimatnya tidak menunjukkan makna bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya di mana saja mereka berada. Tidak pula mengarah ke makna demikian dari sisi mana pun.

Dalam bahasa Arab, bahasa yang al-Qur’an diturunkan dengannya ma’iyah (kebersamaan) tidak menunjukkan selalu bersatu / berkumpul dalam sebuah tempat. Kata tersebut menunjukkan kebersamaan yang bersifat mutlak yang ditafsirkan sesuai dengan konteks kalimat.

Syaikhul Islam Islam Ibnu Taimiyah mengatakan "Bulan yang terletak di atas langit dan termasuk makhluk Allah yang paling kecil, dia bersama orang yang sedang musafir dan bersama orang yang tidak musafir. Hal ini menunjukkan bahwa kebersamaan tidak selalu bermakna bergabung, menyatu, dan bercampur dalam sebuah tempat.

Memaknakan ayat di atas dengan maksud Allah berada di mana-mana adalah batil dari banyak sisi.

a. Hal ini menyelisihi ijma’ salafus saleh umat ini. Tidak ada seorang pun dari mereka yang menafsirkannya dengan makna demikian. Yang ada, mereka sepakat menentang dan mengingkarinya.

b. Menafsirkannya dengan makna Allah di mana-mana berarti menyelisihi sifat ketinggian Allah yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan as-Sunnah, akal, fitrah, dan ijma’ salafus saleh umat ini.

c. Sikap ini akan melahirkan perkara-perkara batil yang tidak pantas bagi Allah.

Lalu apa yang dimaksud oleh ayat tersebut ?

Makna yang benar tentang ayat di atas adalah Allah bersama hamba-hamba-Nya. Artinya, Dia meliputi mereka dengan ilmu-Nya, kekuasaan-Nya, pendengaran, penglihatan, pengaturan, kekuatan, dan makna-makna rububiyah lainnya. Allah senantiasa di atas ‘Arsy-Nya, di atas semua makhluk.

Inilah makna konteks kedua ayat di atas tanpa ada keraguan.

Ilmu Allah Ada Dimana Mana

Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya,

ما معنى قوله وهو معكم أينما كنتم و ما يكون من نجوى ثلاثه الا هو رابعهم قال علمه عالم الغيب والشهاده علمه محيط بكل شيء شاهد علام الغيوب يعلم الغيب ربنا على العرش بلا حد ولا صفه وسع كرسيه السموات والأرض

“Apa makna firman Allah,

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ

“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” [QS. Al Hadiid: 4]

مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ

“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” [ QS. Al Mujadilah: 7]

Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”


Sumber = 
1. Salafy.Or.Id
2. AsySyariah.Com
3. 

Komentar