Hukum Shalat Ghaib Menurut Sunnah

Apa Itu Shalat Ghaib

Shalat ghaib adalah
mensholatkan seseorang yang telah diketahui meninggal dunia di suatu daerah, sedang jenazahnya tidak hadir di hadapan kita / tidak hadir di tempat kita (ghaib).

Hukum sholat ghaib di masjid

Dalil Shalat Ghaib

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَعَى لِلنَّاسِ )وهو بالمدينة( النَّجَاشِيَّ )أَصْحَمَهْ( )صَاحِبَ الْحَبَشَةِ( فِي  الْيَوْمِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ  ) قَالَ: إِنَّ أَخًا قَدْ مَاتَ (وفي رواية: مَاتَ الْيَوْمَ عَبْدٌ للهِ صَالِحٌ) )بِغَيْرِ أَرْضِكُمْ( )فَقُوْمُوْا فَصَلُّوْا عَلَيْهِ( ، )قَالُوْا: مَنْ هُوَ؟ قَالَ النَّجَاشِيُّ( )وَقَالَ: اسْتَغْفِرُوْا لأَخِيْكُمْ( ، قَالَ: فَخَرَجَ بِهِمْ إِلَى الْمُصَلَّى  (وفي رواية: البَقِيْعِ) )ثُمَّ تَقَدَّمَ فَصَفُّوْا خَلْفَهُ( )صَفَّيْنِ( ، )قَالَ: فَصَفَفْنَا خَلْفَهُ كَمَا يُصَفُّ عَلَى الْمَيِّتِ  وَصَلَّيْنَا عَلَيْهِ كَمَا يُصَلَّى عَلَى الْمَيِّتِ( )وَمَا تُحْسَبُ الْجَنَازَةُ إِلاَّ مَوْضُوْعَةٌ بَيْنَ يَدَيْهِ( )قَالَ: فَأَمَّنَا وَصَلَّى عَلَيْهِ( ، وَكَبَّرَ(عَلَيْهِ) أَرْبَعَ تَكْبِيرَاتٍ


Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang ketika itu sedang berada di Madinah) pernah mengumumkan berita kematian an-Najâsyi (Ash-hamah) (raja Habasyah) kepada orang-orang pada hari kematiannya. (Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya saudara kalian telah meninggal dunia –dan dalam sebuah riwayat disebutkan : Pada hari ini, hamba Allah yang shalih telah meninggal dunia) (di luar daerah kalian) (karenanya, hendaklah kalian menshalatinya)”, (Mereka berkata : “Siapakah dia itu?” Beliau menjawab : “an-Najâsyi”) (Beliau juga bersabda : “Mohonkanlah ampunan untuk saudara kalian ini”). Perawi hadits ini pun bercerita : Maka Beliau berangkat ke tempat shalat (dan dalam sebuah riwayat disebutkan : Ke kuburan Baqi). (Setelah itu, Beliau maju dan mereka pun berbaris di belakang Beliau (dua barisan) (dia bercerita : “Maka kami pun membentuk shaff di belakang Beliau sebagaimana shaff untuk shalat jenazah dan kami pun menshalatkannya sebagaimana shalat yang dikerjakan atas seorang jenazah). (Dan tidaklah jenazah itu melainkan diletakkan di hadapan Beliau)” (Dia bercerita : “Maka kami bermakmum dan Beliau menshalatkannya). Seraya bertakbir atasnya sebanyak empat kali”.

Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (III/90,145,155 dan 157), Muslim (III/54)

Hukum Shalat Ghaib

Adapun mengenai hukumnya, para ahli ilmu berselisih hingga tiga pendapat yang masyhur. 

Pertama: bahwa sholat ghoib disyariatkan dan ia adalah sunnah, ini pendapatnya Syafi’i dan Ahmad, berdalil dengan hadits di atas. 

Kedua: hukum ini berlaku khusus bagi jenazahnya raja Najasyi, tidak untuk yang lainnya, ini pendapatnya Malik dan Abu Hanifah dengan dalil bahwa peristiwa sholat Ghoib ini tidak pernah ada kecuali pada kejadian meninggalnya raja Najasyi. 

Ketiga: mengkompromikan / menjamak antara dalil-dalil, yakni apabila seseorang meninggal dunia di suatu daerah / negeri dan belum / tidak ada yang mensholatkannya, maka dilakukan sholat Ghoib, seperti yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atas raja Najasyi karena ia meninggal di lingkungan / tempat orang-orang kafir dan belum disholatkan. Adapun jika telah disholatkan di tempat dia meninggal atau tempat lainnya, maka tidak dilaksanakan sholat Ghoib karena kewajiban untuk mensholatkannya telah gugur dengan sholatnya kaum muslimin atasnya. Ini pendapatnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan dirajihkan oleh Al Khattabi, serta Abu Dawud membuat bab tentangnya dalam Sunannya, dikuatkan pula oleh Al Albany dan Muqbil bin Hadi Al Wadi’i -semoga Allah merahmati semuanya-. 

Di antara pendapat-pendapat ini yang kami lihat lebih kuat dan menurut kami lebih dekat kepada kebenaran adalah pendapat yang ketiga. Wal ‘ilmu ‘indallah.

Penjelasan Asy Syeikh Bin Baaz rohimahullah Tetang Sholat Ghoib

Hukum sholat ghoib ada rinciannya:

Sebagian Ulama' berpendapat bahwa tidak boleh dilaksanakan sholat ghaib bagi orang yang sudah disholatkan di negerinya.

Dan sebagian Ulama' berpendapat boleh dilaksanakan sholat ghaib JIKA orang yang meninggal punya nama didalam islam seperti Najasyi rohimahullah.

Yang mana Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam melakukan sholat ghaib untuk Najasyi ketika Najasyi meninggal di negerinya dan mengabarkan hal ini kepada para shohabat kemudian beliau Shollallahu Alaihi Wa Sallam melakukan sholat ghaib.

Dan tidak ada riwayat Beliau Shollallahu Alaihi Wa Sallam melakukan sholat ghaib selain untuk Najasyi.

Apabila ada seorang pemimpin yang baik dan adil meninggal dunia maka maka hendaknya pemerintah melakukan sholat ghaib untuknya, dan hendaknya dia memerintahkan kaum muslimin untuk melakukan sholat ghaib.

Begitu pula jika yang meninggal para Ulama' maka jika dilaksanakan sholat ghaib untuk mereka maka ini adalah sesuatu yang baik, sebagaimana Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam melakukan sholat ghaib untuk Najasyi.

Adapun orang per orang maka TIDAK DIANJURKAN untuk dilakukan sholat ghaib untuk mereka, karena Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam tidak melakukan sholat ghaib untuk SEMUA ORANG YANG MENINGGAL, yang ada  beliau Shollallahu Alaihi Wa Sallam hanya melakukan sholat ghaib untuk satu orang saja yaitu Najasyi, karena Najasyi punya jasa didalam islam.

Najasyi telah melindungi Shohabat yang hijroh ke Habasyah, dia lindungi para Shohabat, dia menolong mereka, dia jaga para Shohabat, dan dia berbuat baik terhadap Shohabat.

Sehingga Najasyi termasuk orang yang memiliki jasa besar di dalam islam, oleh karena itu ketika beliau meninggal maka Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam mensholatinya bersama para shohabat.

Maka barangsiapa yang punya kedudukan seperti ini dan dia punya jasa besar didalam islam maka boleh dilakukan sholat ghaib atasnya.

Sebagaimana di negeri ini (Saudi Arabia) pernah kaum muslimin melakukan sholat ghaib untuk presiden pakistan Dhiyaul Haq rohimahullah, karena dia memiliki kebijakan kebijakan yang baik untuk  kepentingan islam.

Yang mana pemerintah saudi memerintahkan untuk dilakukan sholat ghaib atasnya di Al Haramain dan telah terlaksana sholat ghaib untuknya.

Dia adalah orang yang pantas untuk dilakukan sholat ghaib atasnya, karena kebijakan kebijakannya yang bagus dan perhatiannya untuk menegakkan hukum islam, yang mana dia memerintahkan untuk menegakkan syareat islam dan serius terhadap penegakan syareat, kita memohon kepada Allah ampunan untuk kita dan untuknya.

Dan yang dimaukan adalah siapa saja yang memiliki jasa didalam islam, baik mereka itu pemerintah atau para Ulama' apabila mereka meninggal dunia maka kaum muslimin di negeri yang lain atau di negeri mereka sendiri disyareatkan untuk melakukan sholat ghaib sebagaimana kisah Najasyi diatas, Wallahu Waliyyut Taufiq.


Tata Cara Sholat Ghaib

Sholat Ghoib dilakukan sama seperti halnya sholat jenazah biasa.

Komentar