Sobat pembaca sekalian .....
Insya Allah dalam waktu dekat kita akan menyongsong tanggal 10 Dzulhijjah. Pada hari itu kaum Muslimin merayakan hari raya Idul Adha, atau biasa dikenal dengan Hari Raya Kurban. meskipu belum terkena kewajiban berkurban (karena kurbannya masih ditanggung orang tua), namun kita harus mulai belajar makna berkurban sesungguhnya.
Di dalam Alqur'an kita sudah sering membaca sebuah ayat :
`s9 tA$uZt ©!$# $ygãBqçté: wur $ydät!$tBÏ `Å3»s9ur ã&è!$uZt 3uqø)G9$# öNä3ZÏB 4
"Daging-daging unta dan darahnya sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhoan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya." [QS Al Hajj : 37]
Di dalam ayat ini menjelaskan bahwa balasan berkurban tidak hanya dilihat dari banyaknya daging atau besarnya hewan yang dikurbankan, namun dilihat dari keikhlasan kita dalam mengamalkan syariat Islam demi mencari ridho Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kitapun harus mengorbankan hal-hal yang kita miliki demi menggapai ridho Allah. Seorang ayah bekerja keras mengorbankan tenaga dan pikirannya demi menafkahi keluarganya. Seorang ibu mengorbankan waktu dan tenaganya 24 jam untuk merawat putra-putrinya tiada henti.
Lantas apa yang bisa dikorbankan bagi seorang Pemuda ?
Berbeda dengan orang tua yang sudah bisa berkorban dengan harta benda, pemuda biasanya belum mampu untuk berkorban dengan harta benda (meskipun ada sedikit pemuda yang mampu). Namun ia bisa berkorban menggunakan waktu, tenaga, dan pikirannya demi mencapai ridha Allah.
Masa muda adalah masa keemasan. Masa ketika tenaga masih sangat kuat dan pikiran pun sangat tajam. Namun godaan juga tak kalah dasyat, godaan terbesar bagi anak muda adalah menyia-nyiakan waktu (karena masih banyak waktu yg dimiliki). Betapa banyak pemuda diluar sana yang banyak menghabiskan waktunya untuk bercanda dan nongkrong-nongkrong tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Waktunya digunakan untuk hal yang sia-sia dan merugi.
Sungguh-sungguh dalam Belajar adalah bentuk Pengorbanan kita
Belajar adalah salah satu bentuk pengorbantan seorang pemuda. Seorang pemuda harus menggunakan sebagian besar waktunya untuk belajar, karena hanya dengan belajarlah ia akan dapat menghadapi masa depannya di dunia dan akhirat. Belajar disini bukan sekedar belajar ilmu dunia saja, namun mempelajari segala ilmu yang dibutuhkan dimasa depannya terlebih lagi Ilmu tentang syariat Islam. Karena ini akan sangat berguna dalam mengarungi kehidupan ini demi menghadapai kehidupan kelak setelah kematian.
Dengan belajar syariat kita tahu mana tauhid dan mana syirik, mana sunnah dan mana yang bid'ah, mana halal dan mana yang haram. Betapa banyak kaum muslimin yang sudah tua sekarang menyesal dikarenakan dulu pada masa mudanya tidak digunakan untuk belajar agamar dengan sungguh-sungguh. Ketika masa tua telah tiba, ketika kemampuan menghafal sudah sangat lemah, ketika daya tangkap sudah menjadi tumpul maka penyesalanlah yang ada.
Bersungguh-sungguh dalam Berkurban
Syariat Islam mengajarkan kaum muslimin untuk memilih hewan kurban yang sehat dan tidak cacat. Salah satu putra Nabi Adam diterima kurbannya oleh Allah karena kurbannya baik, berbeda dengan saudaranya yang berkurban dengan sesuatu yang buruk sehingga tidak diterima.
Karena itu, kita harus merelakan waktu kita sebanyak-banyaknya untuk belajar dimasa muda ini. Betapa banyak orang dewasa yang menyesal dan merasa rugi karena banyak bermain dan bersendau gurau ketika masih muda akhirnya dimasa tua dia tidak tahu apa-apa.
Semoga Allah menundukkan hati kita agar bersemangat mengorbankan waktu kita sebanyak-banyaknya untuk belajar demi mencapai ridho-Nya. Bila nanti sudah memiliki kecukupan harta benda maka berqurbanlah dengan herwan qurban yang paling baik.
Tulisan ini adalah oleh-oleh setelah baca majalah Tashfiyah edisi 30, Lebih baik oleh-oleh ilmu dari pada sekedar makanan saja. Semoga bermanfaat buah tangannya.
Komentar
Posting Komentar