Pandangan Jimat Menurut Islam

Jimat adalah sesuatu yang dimanfaatkan oleh seseorang untuk meraih sebuah kebaikan atau menjauhkan dari semua kejelekan, dimana sesuatu ini tidak terbukti bisa bermanfaat dan telah dilarang oleh syariat karena melanggar aturan Allah Ta'ala.

Di tengah-tengah masyarakat saat ini hukum penggunaan jimat mulai terkaburkan, menurut mereka penggunaan jimat untuk hal-hal baik di perbolehkan, yang tidak di perbolehkan adalah penggunaan jimat untuk tujuan-tujuan jahat. Hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa yang memiliki jimat tidak hanya orang-orang awam yang jahil terhadap agama, akan tetapi juga dimiliki oleh orang-orang yang ditokohkan dalam masyarakat, panutan dalam agama, dan paham tetang agama, dimata mereka. 

Contoh Bentuk-Bentuk Jimat


Bentuk Jimat

Di dalam Islam sudah di ketahui secara pasti bahwa untuk mencapai sesuatu yang baik, maka harus dilakukan dengan baik pula. Tujuan yang baik tidaklah menghalalkan segala cara, tetapi harus menggunakan cara yang baik pula. 

Apapun wajud dari sesuatu yang dijadikan jimat itu, maka dia tetaplah haram walaupun menurut pemakainya digunakan untuk tujuan baik. Hal ini ditunjukkan oleh hadits, Abdullah bin Ukaim dia berkata : Nabi bernah bersabda :

"Barang siapa yang menggantungkan sesuatu (sebagai jimat), maka Allah akan menyerahkannya kepada sesuatu tersebut." [HR At-Tirmizi no.1998, hadits ini juga diriwayatkan oleh An-Nasai no.4011 dari Abu Hurairah]

Kata 'seseuatu' dalam hadits diatas bermaksa umum, sehingga mencakup semua jenis jimat, apapun bahan dasar dan bentuknya. 

Cara Pemanfaatannya

Jimat, bagaimanapun cara memanfaatkannya, selama sesuatu tersebut tidak terbukti bermanfaat dan juga melanggar aturan syariat, maka ia tetap di haramkan dalam syariat. Oleh karena itu semua jimat sama saja, baik ditempel, dipajang, dimasukkan ke kantong, diletakkan dibawah bantal, atau di gantung (dimana pun tempatnya) hukumnya adalah haram.

Tujuan Pemanfaatannya

 Tujuan pemanfaatan jimat secara rinci ada 3 hal yaitu :

1. Untuk kebaikan, seperti mencegah penyakit, mencegah turunnya musibah, menyembuhkan penyakit, mengangkat musibah yang sudah turun, melariskan dagangan, melindungi dari jin dan sebagainya.

2. Untuk kebaikan menurut pemakainya, akan tetapi dia sebenarnya adalah kejelekan. seperti untuk menghilang, kebal dari benda tajam, terbang, jalan diatas air dan lain sebagainya. Semua tujuan ini adalah kejelekan dan sama sekali bukan termasuk kebaikan. Sebagaimana Firman Allah :

!$¯RÎ) š»oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ   

"Sesungguhnya Kami telah memberikan al-kausar." [QS. Al-Kautsar : 1]

Abdullah bin Abbas berkata "Al-Kautsar" adalah kebaikan yang Allah berikan kepada beliau. Dan beliau juga berkata "al-Kautsar adalah kebaikan yang sangat ." [lihat tafsir Al-Qur'an Al Azhim 4/599 karya Ibnu Katsir]

Oleh karena itu, seandainya kemampuan-kemampuan diatas (menghilang, kebal, terbang dst) adalah kebaikan maka demi Allah, Nabi Muhammad merupakan makluk yang paling pertama dan paling berhak memilikinya. Tapi nyatanya tidak, beliau dan Abu Bakar harus bersembunyi dalam gua ketika dikejar oleh kaum musyrikin, dan beliau juga beberapa kali terluka dalam medan pertempuran. Maka ini menunjukkan semua kemampuan itu bukanlah kebaikan. wallahu a'lam.

3. Tujuan kejelekan, semua tujuan ini tidak terlepas atas 2 keadaan yaitu ingin meraih kebaikan atau menghindar dari segala mudharat. 

@è% OçF÷ƒuätsùr& $¨B tbqããôs? `ÏB Èbrߊ «!$# ÷bÎ) uÎTyŠ#ur& ª!$# AhŽÛØÎ/ ö@yd £`èd àM»xÿϱ»x. ÿ¾ÍnÎhŽàÑ ÷rr& ÎTyŠ#ur& >pyJômtÎ/ ö@yd  Æèd àM»s3Å¡ôJãB ¾ÏmÏGuH÷qu 4 ö@è% zÓÉ<ó¡ym ª!$# ( Ïmøn=tã ã@ž2uqtGtƒ tbqè=Ïj.uqtGßJø9$# ÇÌÑÈ   

"Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?. Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". Kepada- Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri. " [QS. Az-Zumar : 38]

Ayat diatas tegas menunjukkan manfaat dan mudharat itu berasal dari Allah, sehingga tidak ada satupun makhluk yang bisa mencegah rahmat-Nya turun sebagaimana juga tidak bisa satupun makhluk yang bisa menolak mudharat yang Dia takdirkan terjadi. Jadi Tinggalkan semua bentuk-bentuk jimat, cukuplah Allah yang menjadi sandaran hidup dan tempat untuk memohon kebaikan dan menjauhkan segara bentuk kejelekan.

--- Bersambung ---

Komentar